Senin, 24 Januari 2011

Mengakar di Jawazat


Jam 05:50 pagi tadi aku dikagetkan dengan teriakan teman kamar sebelah, “ler,tangi..!!sido neng jawazat ora kowe??”..sontak aku terbangun dan langsung menjawab: “sido!! “. Memang pagi ini aku dan 3 orang temanku berencana pergi ke jawazat (kantor imigrasi) untuk memperpanjang visa kami yg sebenarnya sudah habis beberapa minggu yg lalu. Udara pagi ini aku rasa cukup dingin, dengan mata yg masih kriyip-kriyip aku lihat weather di komputerku,…8 derajat..!!!!cukup dingin memang untuk ukuran orang-orang Indonesia seperti kami ini. Lalu dengan aras-arasen aku beranjak dari singgasanaku untuk berwudhu kemudian sholat subuh, pada musim dingin seperti ini jam 05:30 baru masuk waktu subuh, jadi jam 05:50an belum terlalu kesiangan untuk melaksanakan sholat subuh…hehe. Setelah selesai subuhan kami bersiap-siap untuk berangkat. Rencana awal kami mau naik taksi untuk mempersingkat waktu, karena memang jarang antara rumah kami dengan jawazat lumayan jauh dan lumayan lama kalo kami harus naik bus. Sekitar jam 06:00 kami sudah keluar rumah dan menuju halte, sesampainya di halte, dengan menahan dingin kami berusaha mencari taksi kosong yg akan membawa kami ke jawazat, sial memang pagi ini…satu, dua taksi yg kami stop ternyata nggak ada yg mau berhenti, malah si sopir langsung tancap gas begitu kami melambai-lambaikan tangan. Beruntung tak lama setelah itu ada bus dengan nomer 80 coret yg rutenya juga melewati jawazat yg kami tuju, tanpa berpikir panjang kami berempat langsung men-stop bus tersebut dan bergegas menaikinya. Alhamdulillah….akhirnya dapet tumpangan juga bathinku….
Setelah sekitar 45 menit perjalanan akhirnya kami sampai juga ke tempat yg kami tuju..yeah yeah…:D, kami turun di pertigaan sebelum jawazat karena ternyata sopir busnya nggak mau lewat depan jawazat, atau kalo pagi memang rutenya tidak melewati depan jawazat..entahlah aku tak tau..yg penting kami sudah sampai didekat jawazat, tinggal jalan sedikit lagi sampai dech…itung-itung olahraga pagi pikirku. Kami turun di pertigaan kemudian berjalan berbaris dua-dua menuju jawazat. Begitu sampai di depan pintu gerbang jawazat….aku terkejut…”byadhalaaaaa………uakehe ngene wisan..??!!” . Yach…ternyata sedini ini jawazat sudah kebak uwong, tak kurang dari 50an orang sudah mengular disana untuk memperpanjang visa. Dari pada kami pulang dengan tangan hampa, akhirnya kami putuskan untuk mencoba peruntungan pagi ini…:D, kami cari kertas daftar antriannya lalu kami tuliskan nama kami berempat disitu, 53,54,55,56 nomer antrian kami berempat berurutan…edyan memang..ck ck ck
Satu jam berselang, sekitar pukul 08:00 belum ada tanda-tanda proses pelayanan perpanjangan visa dimulai, 30an menit kemudian baru terlihat petugas-petugas jawazat itu memproses berkas-berkas pengular visa, huuufft….lambat sekali……….sekarang sudah pukul 10 lebih, baru sekitar 5 berkas selesai, kakiku sampai mengakar di depan pintu gerbang karna terlalu lama mengantri, aku bergumam, jam 10 saja baru sampai antrian nomer 5, sedang aku antrian nomer 55…wadyuuh…jam piro iki ngko…??gegegegge, aku heran….kenapa orang-orang yg bekerja di jawazat ini bisa sebegitu lambatnya seperti siput, berbeda sekali dengan bakul-bakul to’miyah itu..mereka bekerja begitu cepat, nggak klelat-klelet seperti ini..kalo seperti ini terus-terusan..ganti sajalah petugas jawazat itu sama bakul to’miyah biar kerjanya lebih cepet…hehehehe..sudahlah…dari pada aku gendheng mikirin kerja mereka akhirnya aku ikut gabung 3 orang temanku, dlosoran di lantai….:D
Tak terasa sudah jam 12:15 siang, aku berdiri lalu berjalan masuk ke dalam kantor untuk melihat sudah berapa antriankah yg telah selesai diproses. Ada banyak orang-orang Rusia didalam yg juga mengantri untuk memperpanjang visa, karena memang hari ini jadwal untuk pemohon visa adalah orang-orang Rusia dan Indonesia. Aku tanya salah satu dari mereka, sudah sampai nomer berapa??18 jawabnya singkat. Guuubbrraaakkk……18??????? Jam 12 lebih baru sampai nomer 18???gilaaaaaa….., pupus sudah harapanku hari ini untuk bisa memperpanjang visa pikirku. Lalu aku kembali ke tempat teman-temanku untuk memberitahukan berita duka yg aku dapatkan…:D…dengan gaya seperti tentara dalam film Laskar Pemimpin aku bilang pada mereka : “lapor komandan!! Sepertinya saat ini kita harus mundur dulu, mengingat kekuatan dan perbekalan kita sudah sangat tipis untuk bisa melanjutkan pertempuran, karena ternyata baru 18 orang yg tumbang..itu berarti masih ada sekitar 30an orang didepan kita yg akan menghalangi kita merebut kemerdekaan…hahahahhaha….”. Akhirnya aku dan teman-teman memutuskan untuk menyudahi dulu perjuangan kami, kami tak ingin mati konyol ataupun sampai berbuah di jawazat karna terlau lama mengakar…hehehe. Dan pukul 12:30 atau 6 jam setelah berjuang dan bertahan, akhirnya kami menyudahinya dah pulang dengan muka kusut nan memelas karna terlalu lelah dan kelaparan…hehehe..

Bersambung….
Selengkapnya...

Sabtu, 14 November 2009

Untuk Kita Renungkan

Suatu ketika ada sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api.Jalur pertama adalah jalur yang masih aktif,dalam artian jalur tersebut masih sering dilewati kereta api.Sementara jalur kedua sudah tidak aktif alias tidak pernah lagi dilewati kereta api.Hanya ada seorang anak yang bermain di jalur yang tidak aktif.Sementara anak-anak yang lainnya bermain di jalur kereta yang masih aktif.Tiba-tiba
terlihat ada kereta api mendekat dengan kecepatan tinggi.Dan kebetulan anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah kereta api tersebut.Lalu,apa yang akan anda lakukan?Apakah anda akan memindahkan laju kereta api ke jalur yang tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang bermain disana?hal ini berarti anda mengorbankan seorang anak yang sedang bermain di jalur kereta yang tidak aktif,atau anda akan membiarkan kereta tersebut berada di jalur yang semestinya?

mari kita renungkan dan pikirkan sejenak tentang keputusan yang akan kita ambil..!!

Sebagian orang mungkin akan mengubah laju kereta ke jalur yang sudah tidak aktif dan hanya mengorbankan seorang anak.Anda mungkin memiliki pilihan dan pemikiran yang sama karena menyelamatkan sebagian besar anak dan hanya mengorbankan seorang anak adalah keputusan yang rasional dan dapat disahkan baik secara moral maupun emosional.Namun sadarkah anda?seorang anak yang sedang bermain di jalur kereta yang tidak lagi aktif berada pada pihak yang benar karna telah memilih tempat bermain yang aman.Di samping itu,dia harus dikorbankan justru karena kecerobohan teman-temannya yang bermain di tempat yang berbahaya.Andai kita mau berfikir lebih dalam,kenapa jalur tersebut tidak lagi aktif dilalui kereta,mungkin karna jalur tersebut sudah tidak layak pakai atau ada hal lainnya mungkin keputusan akan berubah.Dan tentunya anak yang bermain di jalur kereta yang tidak aktif tersebut tidak akan mengira kalau kereta akan melalui jalur tempat dimana ia bermain.Sedang anak-anak yang bermain di jalur yang aktif spontan akan lari ketika mereka mendengar ada suara kereta.

Dilema seperti ini sering terjadi di sekitar kita setiap hari.Di masyarakat,di tempat kerja dan terutama dalam kehidupan demokrasi pihak minoritas harus di korbankan demi kepentingan mayoritas.Tidak perduli betapa bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas tersebut.
Kita harus sadar bahwa hidup ini penuh dengan keputusan-keputusan sulit yang harus dibuat.Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa keputusan yang cepat tidak selalu menjadi keputusan yang benar.Dan juga,dalam masyarakat kita saat ini sesuatu yang benar tidak selalu disukai dan sesuatu yang disukai tidak selalu benar.
Selengkapnya...